Mempertahankan atau Meruntuhkan (Nyawa tidak ternilai)

Sekarang telah banyak kekacauan yang terajdi, makin maraknya terorisme membuat banyak negara sangat waspada. Bahkan kasus terbaru adalah Aleppo. Ini sangat disayangkan ketika mediasi dan musyawarah tidak bisa lagi diterapkan. Banyak nyawa yang melayang karenanya, ini menunjukan bahwa nyawa seseorang itu tidak lagi berarti. Peluru kendali, bom-bom berjatuhan, rumah sakit dihancurkan, ini siapa yang salahpun kita tidak bisa tahu, yang paling benar adalah nyawa orang haruslah dilindungi. Ini menunjukan kualitas hidup sesorang itu perlu dilindungi. Zaman yang semakin kacau, membuat setiap umat manusia harus siaga, mulai dari ancaman kriminal sampai nyawa pun bisa jadi taruhan.
Terorisme yang main menjadi membuat manusia sekarang membuat teknologi yang canggih untuk meminimalisir bahkan membasmi terorisme tersebut. Banyak teknologi-teknologi spionase yang bisa melacak keberadaan orang-orang yang dianggap berbahaya. Sistem teknologi yang canggih juga dapat membuat senjata yang memiliki logikanya sendiri. Selain membantu, juga mengurangi angka kematian dari seorang prajurit perang. Banyak dari negara-negara sekarang robot perang yang canggih yang dapat berpikir sendiri dan kuat. Teknologi yang sudah semakin maju membuat negara-negara gencar-gencar membuatnya agar warga dan kedaulatannya tetap terjaga.
Jika kita memandang sebuah teknologi itu dapat membantu manusia untuk mempertahankan kedaulatannya dan membasmi terorisme, bagaimana jika terorisme sudah dibasmi dan teknologi itu tetap dikembangkan dan menjadi sebuah kompetisi disetiap negara untuk membuatnya. Ini justru akan kembali mengacaukan kualitas kehidupan manusia karena ini dapat menjadi sebuah perang dingin yang suatu saat akan terjadi. Karena negara-negara yang merasa berkuasa dan memiliki teknologi bagus akan merasa sombong dan negara lain juga tidak mau kalah. Ini sangat disayangkan jika teknologi pertahanan itu yang sejatinya membantu malah akan jadi alat pembunuh massal jika berada di tangan yang salah.
Inilah bahan pertimbangan dari setiap negara, apakah negara itu cukup dewasa untuk mengendalikan teknologi yang super canggih itu. Negara-negara seperti amerika yang teknologinya cukup canggih haruslah menjadi contoh bukan malah akan memicu peperangan karena arogansinya. Jika ini terjadi maka kualitas hidup dan kekacuaan akan terjadi kembali dan kita hanya manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan hanya bisa pasrah dan berdoa. Nyawa manusia itu tidak ternilai tapi mengapa sebagian manusia dengan arogan menganggap nyawa yang hilang sebagai pengorbanan, padahal ia tidak tahu apa-apa dan bahkan nyawa itu adalah korban. Jadi teknologi canggih yang bisa mempertahankan kedaulatan itu seperti pisau, tergantung kita menggunakan mata yang mana.